Tanpa kita sadari, sebenarnya kita pernah menyimpan seekor gajah di ruang tamu rumah kita. Hal ini lah yang saya dapatkan ketika saya pertamakali mendengar Kisah Gajah di Ruang Tamu ini. Cerita ini saya dapatkan ketika sedang mengikuti sebuah kelas pelatihan eksklusif, dimana didalam kelas tersebut berfokus kepada interpersonal skill dan kelas tersebut memberikan pelajaran yang sangat berharga untuk saya secara pribadi dan salah satunya yang paling terkenang adalah kisah Gajah di Ruang Tamu ini yang akan saya ceritakan kepada kalian.
Suatu hari, ada seseorang yang sebut saja namanya adalah Mr. Stuck. Ketika itu Stuck baru saja bangun tidur dan lalu bergegas untuk bersiap berangkat ke kantor untuk menjalani rutinitas hariannya seperti hari-hari biasanya. Namun betapa terkejutnya dia ketika dia ingin berangkat, dia melihat seekor gajah yang sangat besar telah duduk di ruang tamunya. Tanpa berpikir panjang Stuck lalu berinisiatif untuk mendorong keluar gajah tersebut dari ruang tamunya. Dia menaruh kedua tangannya di badan gajah tersebut, lalu mendorong menggunakan kaki dengan sekuat tenaga. Namun karena gajah tersebut begitu besar dan berat, badan gajah tersebut sama sekali tidak bergeming. Karena jam masuk bekerja juga sudah sangat mepet, akhirnya Stuck menyerah dan keluar melalui celah-celah sempit untuk bergegas meninggalkan gajah itu dan pergi bekerja. Pikirnya nanti ketika pulang, berharap gajah itu sudah pergi dengan sendirinya.
Ketika sore harinya, si Stuck akhirnya pulang dari tempat kerja. Sesampainya dia di rumah, dia kembali kaget karena ternyata gajah tersebut masih berada di dalam ruang tamu rumahnya tersebut, bahkan gajah tersebut tidak berpindah sedikitpun dari posisi awal saat Stuck menemukannya di pagi hari. Kening Stuck mulai mengkerut, menandakan betapa jengkelnya dia terhadap gajah tersebut. Lalu dia mencoba untuk menarik gajah tersebut dengan sekuat tenaga, namun apa daya gajah tersebut tetap tidak bergerak sama sekali dari tempatnya. Saat itu Stuck merasa sangat lelah karena telah bekerja seharian di kantor, akhirnya dia lebih memilih untuk mengabaikan gajah tersebut dan akhirnya dia tetap masuk ke dalam rumah untuk kemudian istirahat.
Keesokan harinya, Stuck masih sangat terheran-heran dan tidak habis pikir karena gajah tersebut masih berada di ruang tamunya. Meskipun dia terus mengeluhkan tentang keberadaan gajah di ruang tamunya itu, namun kali ini Stuck tidak mencoba berbagai upaya seperti di hari kemarin, karena dia merasa semua itu akan percuma dan sia-sia saja. Akhirnya Stuck memutuskan untuk tetap meninggalkan gajah tersebut di rumahnya dan kembali berangkat untuk bekerja. Ketika sore hari saat Stuck pulang ke rumah, ternyata gajah itu masih tetap dalam posisi yang sama di ruang tamunya. Namun sekarang Stuck mulai mengabaikannya dan masa bodoh dengan keadaan ruang tamunya saat ini.
Hari berganti hari dan setiap minggu telah terlewati, Stuck terlihat sudah mulai terbiasa dengan kehadiran gajah tersebut di ruang tamunya. Bahkan ketika ada tamu dan kerabat yang datang ke rumahnya saat itu, dia mengatakan bahwa memang gajah itu sudah ada disitu dari sejak lamanya. Bahkan si Stuck membeli beberapa pernak pernik untuk menyesuaikan kondisi ruang tamunya yang saat ini ditempati oleh gajah, karena dia merasa bahwa kehadiran gajah ini sudah sangat wajar adanya di ruang tamunya. Sehingga pada akhirnya dia merasa bahwa ruang tamu mungkin memang akan terasa lebih nyaman ketika ada gajah di dalamnya.
Lalu suatu hari terjadilah kejadian yang sangat tidak terduga lagi oleh Mr. Stuck. Ketika dia bangun pagi dan bersiap-siap untuk berangkat kerja seperti biasanya, saat hendak berangkat dia mendapati bahwa ruang tamunya telah kosong. Sangking terkejutnya, Mr. Stuck sempat terdiam untuk beberapa saat dan heran. Gajah yang sebelumnya menempati ruang tamu tersebut telah pergi entah kemana dan tidak ditemukan kembali. Stuck saat itu tiba-tiba merasa sangat kecewa dan marah, meskipun dia telah mengitari semua area rumah tersebut namun tidak menemukan gajah tersebut dimanapun juga.
Adapun ketika Stuck melewati ruang tamunya itu, dia merasa sangat sedih dan kecewa, karena seperti ada suatu perasaan yang hilang ketika dia masuk ke dalam rumahnya tersebut. Namun akhirnya si Stuck mencoba untuk move on dan pergi bekerja untuk melanjutkan rutinitasnya seperti biasanya. Meskipun ada suatu perasaan yang berbeda setiap pulang ke rumah, namun akhirnya si Stuck berhasil untuk melupakan keberadaan gajah tersebut. Dia akhirnya bisa menata kembali ruang tamunya menjadi lebih bersih dan rapi, sehingga lebih nyaman ketika ada tamu yang datang.
Nah teman-teman, dari kisah Gajah di Ruang Tamu ini sebenarnya ini adalah suatu gambaran karakter dalam kehidupan kita sehari-hari. Pelajaran yang saya dapatkan adalah ketika kita membiarkan suatu tindakan yang buruk di dalam hidup kita, maka hal itu lama kelamaan akan menjadi sebuah kebiasaan dikarenakan kita mengabaikannya. Lalu sebuah tindakan buruk yang berulang, akan menjadi sebuah kebiasaan buruk juga yang kita mungkin akan kita pertahaankan dengan banyak sekali alasan dan dalih-dalih untuk pembenaran diri. Selanjutnya kebiasaan buruk tersebut seiring dengan berjalannya waktu tanpa kalian sadari akan membentuk sebuah karakter. Ketika sudah menjadi sebuah karakter, maka hal ini akan sangat sulit untuk dirubah kembali. Ketika kamu sudah memiliki sebuah karakter yang buruk, dibutuhkan effort yang lebih untuk bisa kembali ke jalan yang benar, karena sebuah perubahan itu pasti tidak akan pernah nyaman dan mungkin akan sangat mengganggu pada awalnya. Namun ketika kamu membiasakan hal yang baik, maka seiring dengan berjalannya waktu, kamu juga telah membentuk sebuah karakter yang baik di dalam kehidupanmu. Tidak manusia yang tidak bisa berubah, tetapi semuanya memang membutuhkan waktu dan proses.
Jadi kesimpulannya sahabatku sekalian, janganlah kita membenarkan hal yang biasa, namun biasakanlah hal yang benar. Meskipun kita ini adalah manusia yang sangat sangat mungkin berbuat kesalahan, namun jangan sampai kita mengabaikan sikap yang benar dalam hidup kita. Disaat kita berbuat kesalahan, segeralah berjuang untuk memperbaikinya. Jangan pernah menyerah dengan keadaan dan lalu mengabaikannya dengan segala alasan pembenaran diri. Saya yakin bahwa setiap kita diberikan naluri hikmat dan kebijaksanaan untuk bisa memutuskan mana hal yang benar di dalam hidup kita masing-masing.
Semoga kisah ini bisa memberikan insight yang baik dan bermanfaat bagi kita semua. Kalau kamu merasa bahwa cerita ini sangat bermanfaat, silahkan bagikan artikel ini agar bisa memberikan manfaat yang baik juga bagi orang lain yang membutuhkannya. Kalau kamu punya pendapat lain mengenai kisah Gajah di Ruang Tamu ini, silahkan bisa bagikan opini kamu di kolom komentar ya. Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya. Terimakasih.